Disleksia Adalah: Pengertian, Gejala, Penyebab dan Jenisnya

Disleksia adalah

Banyak tokoh dan selebriti dunia yang mengidap disleksia, seperti Albert Einstein, Steven Spielberg, Richard Branson, Tom Cruise, dan masih banyak lagi. Disleksia membuat penderitanya kesulitan dalam membaca dan menulis. Pada umumnya disleksia terlihat sejak kanak-kanak. Lalu apa sebenarnya disleksia ? Berikut adalah penjelasan terkait apa itu disleksia.

Pengertian Disleksia Adalah Sebagai Berikut

Disleksia (dyslexia) adalah sebuah gangguan dalam perkembangan membaca dan menulis yang pada umumnya terjadi pada anak usia 7 sampai 8 tahun. Penderita disleksia ditandai dengan kesulitan dalam proses membaca dan menulis meskipun mereka memiliki kecerdasan normal, di beberapa kasus bahkan penderita disleksia adalah orang yang brilian.

Beberapa keadaan yang biasa dialami oleh penderita disleksia adalah kesulitan mengeja kata, membaca, menulis, mengucapkan kata dengan lantang saat membaca serta kesulitan untuk memahami apa yang dibaca.

Biasanya seseorang akan diketahui menderita disleksia pada saat sekolah karena mereka sulit untuk menyerap apa yang diajarkan saat di sekolah. Pada kasus lain seseorang yang awalnya dapat membaca lalu kehilangan kemampuannya dikenal sebagai alexia.

Disleksia diyakini disebabkan oleh faktor genetik dari keluarga. Seseorang yang memiliki orang tua dengan penderita diskleksia kemungkinan besar akan mengalami hal yang sama. Mekanisme yang mendasari disleksia adalah masalah dalam pemrosesan bahasa otak.

Disleksia didiagnosis melalui serangkaian tes memori, pengejaan, penglihatan, dan keterampilan dalam membaca. Disleksia berbeda dengan kesulitan membaca yang disebabkan oleh masalah pendengaran, penglihatan atau pun kurangnya belajar.

Penyebaran Disleksia

Disleksia adalah keadaan di mana seseorang kesulitan untuk membaca dan menulis yang umum dan terjadi di seluruh penjuru dunia. Sekitar 3-7% dari populasi yang ada adalah penderita disleksia, namun efek dari disleksia sendiri bervariasi antara satu dengan yang lainnya, satu-satunya kesamaan mereka adalah memiliki kemampuan membaca yang rendah untuk seusia mereka.

Disleksia sendiri lebih sering didiagnosis pada pria, meskipun hal tersebut dapat mempengaruhi pria dan wanita dengan peluang yang sama. Banyak yang meyakini bahwa para penderita disleksia sebaiknya memiliki cara dan metode belajar yang berbeda dengan memanfaatkan kelebihan dan kekurangan mereka. Perawatan dan penyesuaian pengajaran memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari penderita disleksia.

Fakta Tentang Disleksia

  • Penderita disleksia kesulitan untuk belajar membaca dan menulis.
  • Disleksia sama sekali tidak terkait dengan kecerdasan.
  • Diagnosis dini, bimbingan serta dukungan dapat membantu mengurangi dampak disleksia.
  • Orang dengan disleksia lebih mungkin untuk mengembangkan masalah imunologis.

Tanda dan Gejala Disleksia

Pada umumnya tanda dan gejala disleksia dapat dilihat pada anak usia dini. Tanda-tanda gejala awal dapat terlihat ketika seorang anak mengalami keterlambatan dalam berbicara serta mudah terganggu dengan kejadian di masa lalu. Sebuah mitos yang banyak diyakini adalah seorang disleksia melihat huruf seperti terbalik tidak beraturan, menulis dan membaca seperti pada cermin atau mundur. Berikut adalah gejala dari disleksia.

1. Kesulitan belajar membaca

Banyak anak penderita disleksia memiliki kecerdasan normal dan telah mendapatkan pengajaran yang tepat, tetapi mereka kesulitan untuk belajar membaca.

2. Perkembangan bicara tertunda

Seorang anak dengan disleksia cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar membaca, tidak jarang mereka salah untuk mengucapkan kata-kata tertentu dan sulit untuk membedakan kata serta suara yang berbeda.

Selain itu, mereka merangkak, berjalan atau bisa mengendarai sepeda lebih lambat daripada anak-anak pada umumnya.

3. Koordinasi yang tidak terlalu baik

Koordinasi anak dengan disleksia tidak terlalu baik, koordinasi antara mata dengan tangan tidak terlalu baik. Mereka akan kesulitan untuk sekedar menangkap bola.

4. Kiri dan Kanan ?

Anak dengan disleksia akan kesulitan membedakan mana “kiri” dan mana “kanan”.

5. Membalikan

Mereka dapat membalikan angka atau huruf tanpa mereka sadari.

6. Sulit berkonsentrasi

Anak-anak dengan disleksia pada umumnya sulit untuk berkonsentrasi. Banyak orang dewasa yang telah mengalami disleksia mengatakan, hal ini terjadi karena mereka telah berjuang untuk memahami selama beberapa menit tanpa henti, pada akhirnya mereka kelelahan mental. Mereka juga memiliki tingkat attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) lebih tinggi daripada umumnya.

7. Mengurutkan ide / sesuatu

Ketika anak dengan disleksia mengekspresikan urutan ide, seringkali terdengar tidak logis atau tidak nyambung.

8. Kondisi autoimun

Penderita disleksia lebih mungkin untuk mengalami masalah imunologis, seperti demam, asma dan alergi lainnya.

9. Orang dewasa vs Anak-anak

Gejala disleksia berubah seiring bertambahnya usia. Berikut ini adalah gambaran gejala yang dialami pada tingkatan usia yang berbeda.

Sebelum sekolah

  • Kemampuan bicara dan memahami kosa kata tertunda
  • Kesulitan membentuk kata-kata, seperti berbicara dengan kata mundur atau mencampur kata-kata yang terdengar mirip
  • Kesulitan untuk menyimpan informasi, seperti angka, alfabet, dan warna

Usia sekolah

  • Tingkat kemampuan membaca yang rendah untuk anak seusianya
  • Kesulitan memproses informasi
  • Kesulitan untuk mengingat urutan objek atau informasi
  • Tidak bisa memasukan kata asing ketika bicara
  • Membutuhkan waktu yang lama untuk membaca atau pun menulis sesuatu
  • Menghindari kegiatan membaca

Masa remaja dan dewasa

  • Kesulitan membaca dengan keras
  • Membaca dan menulis yang lambat serta membutuhkan usaha yang lebih
  • Cenderung menghindari tugas yang mengharuskan membaca terlebih dahulu
  • Kesalahan pengucapan kata, mengingat kata atau objek dan topik tertentu
  • Kesulitan untuk memahami makna di balik lelucon
  • Kesulitan untuk belajar bahasa asing, menghafal, atau menyelesaikan masalah matematika
  • Sulit merangkum sebuah cerita

Penyebab Disleksia

Pada dasarnya dokter dan peneliti spesialis belum mengetahui dengan pasti apa sebenarnya yang dapat menyebabkan seseorang menderita disleksia.

Namun, beberapa bukti menunjukan bahwa kondisi disleksia bersifat genetik, yang artinya keturunan dari anggota keluarga. Adapun dua faktor yang diduga penyebab disleksia adalah sebagai berikut.

Penyebab genetik : Sebuah tim di Yale School of Medicine menemukan bahwa cacat pada gen yang dikenal sebagai DCDC2, dikaitkan dengan masalah dalam kemampuan membaca.

Acquired dyslexia : Sebagian kecil orang penderita disleksia mengalami kondisi tersebut setelah mereka dilahirkan, biasanya karena cedera otak, stroke, atau pun berbagai jenis trauma lainnya.

Baca Juga : Eritrosit (Sel Darah Merah) Adalah : Pengertian dan Fungsinya

Jenis-Jenis Disleksia

Disleksia dapat dipecah menjadi subtipe yang berbeda, tetapi pada dasarnya tidak ada daftar resmi terkait klasifikasi disleksia. Meskipun demikian, jenis-jenis tersebut terkadang digunakan :

Phonological dyslexia : Mengalami kesulitan untuk memecah kata menjadi unit kecil, membuatnya sulit untuk mencocokan suara dengan bentuk tertulis. Ini dikenal juga sebagai disleksia disfonetik atau disleksia pendengaran.

Surface dyslexia : Tidak dapat mengenali kata dari pandangan, membuat kata-kata sulit untuk diingat atau dipelajari.

Rafid naming deficit : Sulit untuk menyebutkan huruf atau angka dengan cepat ketika mereka melihatnya.

Double deficit dyslexia : Sulit untuk mengisolasi suara serta menyebutkan huruf dan angka.

Visual dyslexia : Hal ini hampir sama dengan Phonological Dyslexia, yaitu seseorang yang memiliki pengalaman visual yang tidak biasa ketika melihat kata-kata.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan terkait disleksia tentu saat ini kita lebih paham tentang apa itu disleksia. Dengan demikian jika anda memiliki seorang anak atau ada anak di sekitar anda yang kesulitan untuk membaca atau menulis meskipun telah belajar secara intens maka patut diduga mereka menderita disleksia.

Jika demikian, maka perlu metode khusus untuk mengajarkan mereka agar dapat belajar dan menulis dengan baik tanpa merasa tertekan.

Image : boomtestonderwijs,nl
Referensi : medicalnewstoday , wiki english

Bagikan:

Leave a Comment